PEMUAIAN
Pemuaian terjadi baik pada zat padat, cair, ataupun gas.
1 Pemuaian Zat Padat
a. Pemuaian panjang
Gambar 2.4 Pertambahan Panjang Sebatang Logam
a. Panjang awal sebelum dipanaskan
Jika panjang awal batang logam sebelum dipanaskan adalah
l1, dan sesudah dipanaskan adalah l2, pertambahan panjang
(muai panjang) selama di panaskan adalah l= l2-l1.
Ternyata muai panjang zat padat bergantung pada tiga faktor, yaitu:
b. Kenaikan suhu
c. Jenis bahan
Koefisien muai panjang (α) adalah Perbandingan antara pertambahan panjang (ΔL) terhadap panjang awal benda (Lo) persatuan kenaikan suhu (ΔT) secara matematis, dinyatakan dengan persamaan:
Keterangan:
Di mana α adalah konstanta pembanding, disebut koefisien muai linier dan memiliki satuan /oC. Koefisien muai linier suatu bahan adalah perbandingan antara pertambahan panjang (l) terhadap panjang awal benda (l0) per satuan kenaikan suhu (ΔT). Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
Contoh Soal :
Panjang sepotong logam pada suhu 50oC adalah 30 cm.Tentukan panjang logam tersebut pada suhu 300oC jika α = 0,3 x 10-5/oC.
Jawab :
Diketahui :
l0 = 30 cm
Δt = (300-50)oC = 250oC
α = 0,3 x 10-5/ oCDitanya : lt
Jawab :
lt = lt (1+ αΔt)
= 30 (1+(0,3 x 10-5) x 250oC
= 30 (1+0,00075)
= 30,0225 cm
Jadi, panjang logam tersebut pada suhu 300oC adalah 30,0225 cm
b. Pemuaian luas
Jika yang dipanaskan adalah suatu lempeng atau plat tipis maka plat tersebut akan mengalami pemuaian pada panjang dan lebarnya. Dengan demikian lempeng akan mengalami pemuaian luas atau pemuaian bidang seperti yang diperlihatkan pada gambar sebagai berikut.
Gambar Sebuah lempeng sebelum dipanaskan dan setelah dipanaskan
Lempeng dengan panjang sisi p0 dan lebar sisi l0 memiliki sisi yang sama dan dimisalkan besarnya l0, lempeng dipanaskan hingga
suhunya naik sebesar ΔT , maka lempeng tersebut akan
memuai pada kedua sisinya. Luas benda mula-mula adalah A0 = l0 2. Pada saat
dipanaskan, setiap sisi benda memuai sebesar Δl. Hal ini berarti
akan membentuk bujur sangkar baru dengan sisi (l0 + Δl).
Dengan demikian, luas benda saat dipanaskan adalah:
Karena Δl cukup kecil, maka nilai (Δl)2 mendekati nol sehingga
dapat diabaikan. Dengan anggapan ini diperoleh luas benda saat dipanaskan
seperti berikut ini.
dengan :
Hubungan antara
koefisien muai luas (B) dan koefisien muai panjang (α) adalah :
B=2α
Keterangan:
Besarnya gamma dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Contoh Soal :
Sisi sebuah pelat logam berbentuk persegi pada suhu 200oC adalah 4 cm. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 1,2 x 10-5/oC, maka berapakah pertambahan luas yang dialami pelat logam tersebut jika dipanaskan pada suhu 400oC ?
Diketahui :
S0 = 3cm
Δt = (400-200) oC = 200oC
α = 1,2 x 10oC
Ditanya : Δt
Jawab :
A0 = so x so = 4 x 4 = 16 cm2
B = 2α = 2 x 1,2 x 10-5/oC = 2,4 x 10-5/oC
ΔA = A0 (1 + BΔt)
= 16 x 2,4 x 10-5/oC x 200oC
= 7, 68 x 10-2 cm2
Jadi pertambahan luas pelat tersebut setelah dipanaskan adalah 7,68 x 10-2 cm2
2 Pemuaian Volume Zat Cair
Sifat utama zat cair adalah mengikuti bentuk wadahnya. Jika air dituangkan kedalam gelas, bentuk air mengikuti bentuk gelas. Jadi, wadah berarti volume. Oleh karena itu, zat cair hanya memiliki muai volume (tidak memiliki muai panjang dan muai luas). Sehingga untuk zat cair, yang diketahui selalu koefisien muai volumenya (lihat tabel 2.1).
Pada zat cair hanya terjadi pemuaian volum/ruang saja, yang dirumuskan dengan :
keterangan :
V = volume benda setelah dipanaskan (m2 atau cm2 )
V0 = volume benda mula-mula (m2 atau cm2 )
Δt = perubah suhu (oC)
𝛾 (gamma ) = koefisien muai luas (/oC)
Pada zat cair,ketika suhunya naik, volumnya akan bertambah, sementara massanya tetap. Akibatnya, massa jens zat berkurang. Masssa jenis zat cair setelah pemuaian dirumuskan dengan
dengan P0 = massa jenis zat mula-mula (g/m2)
Contoh Soal :
Kotak dari logam berbentuk balok pada suhu 150oC memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut adalah 3 cm, 2 cm, dan 2 cm. Tentukan volume kotak tersebut pada suhu 350oC jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 12 x 10-5/ oC !
Penyelesaian :
diketahui :
P0 = 3 cm α = 12 x 10 -5/ oC
l0 = 3 cm Δt = (350-150) oC = 200oC
t0 = 3 cm
ditanya : Vt
Jawab :
V0 = P0 l0 h0 = 3 x 2 x 2 = 12 cm3
𝛾 (gamma) = 3α = 3 x 12 x 10-5/oC = 36 x 10-5/oC
V1 = V0 (1+ 𝛾 (gamma)Δt )
= 12 (1 + (36 x 10-5/oC x 200oC))
= 12 (1 + 0,072)
= 12, 864 cm3
jadi, volume logam tersebut adalah 12,864 cm3
3 Pemuaian Gas
Besar koefisien muai volum untuk semua jenis gas adalah sama, yaitu :
Ada 3 hukum tentang gas yang berkaitan dengan pemuain gas, yaitu :
Besar koefisien muai volum untuk semua jenis gas adalah sama, yaitu :
Ada 3 hukum tentang gas yang berkaitan dengan pemuain gas, yaitu :
a. Hukum
Boyle
Hukum Boyle menjelaskan tentang pemuaian gas pada suhu tetap (proses isotermis) yaitu pada gas, walaupun suhunya konstan, volumnya bisa berubah karena adanya perubahan tekanan.
Hukum Boyle menjelaskan tentang pemuaian gas pada suhu tetap (proses isotermis) yaitu pada gas, walaupun suhunya konstan, volumnya bisa berubah karena adanya perubahan tekanan.
P1V1 = P2V2 atau P . V = konstandengan :
P = tekanan gas (atm, N/m2,Pa)b. Hukum Charles atau Hukum Gay Lussac
Hukum ini menjelaskan tentang pemuaian gas pada tekanan tetap (proses
isobarik).
atau V/T = konstan
atau V/T = konstan
c. Hukum Tekanan
Hukum ini menjelaskan tentang pemuain gas pada volum tetap (proses isokhorik).
atau P/T = konstan
Persamaan Gas (Ideal)
Apabila ketiga hukum diatas digabungkan, maka akan diperoleh suatu persamaan umum yang disebut persamaan gas, yaitu :
Apabila ketiga hukum diatas digabungkan, maka akan diperoleh suatu persamaan umum yang disebut persamaan gas, yaitu :
atau PV/T = konstan
Tabel 2.2 Koefisien muai berbagai zat pada suhu kamar
Zat
|
Koefisien
Muai Panjang, α (C0)-1
|
Koefisien
Muai Volume, β (C0)-1
|
Aluminium
|
24x10-6
|
7x10-6
|
Kuningan
|
19x10-6
|
56x10-6
|
Besi atau baja
|
11x10-6
|
35x10-6
|
Timah hitam
|
29x10-6
|
87x10-6
|
Kaca (pyrex)
|
3,2x10-6
|
9x10-6
|
Kaca (biasa)
|
9x10-6
|
27x10-6
|
Kwarsa
|
0,4x10-6
|
1x10-6
|
Beton dan bata
|
≈12x10-6
|
≈36x10-6
|
Marmer
|
1,4 –
3,5x10-6
|
4 –
10x10-6
|
Air
|
2,1 X 104
|
|
Alkohol
|
1,12 X 103
|
|
Benzena
|
1,24 X 103
|
|
Aseton
|
1,5 X 103
|
|
Gliserin
|
4,85 X 103
|
|
Raksa
|
1,82 X 103
|
|
Terpentin
|
9,0 X 103
|
|
Bensin
|
9,6 X 103
|
|
Udara
|
3,67 X 103
|
|
Helium
|
3,665 X 103
|
Contoh Soal :
Massajenis air pada suhu 20 oC adalah 998.21 kg/m3. Berapakah massa jenis air pada suhu 80 oC ? Koefisien muai volume air adalah 2,07 x 10-4 oC-1 .
Jawab :
Misakjan volume air pada suhu 20o C adalah V0 . Misalkan massa air adalah m. Massa jenis air pada suhu 20oC memenuhi persamaan
Jika suhu dinaikkan maka volume air bertambah menjadi V, tetapi massanya tidak berubah. Volume air pada suhu T memenuhi
Massa jenis air pada suhu T memnuhi
Dengan memasukkan nilai-nilai yang diberikan di soal maka kita dapatkan p = 998,21/[1+2,07 x 10-4 (80-200) = 985,76 kg/m3
No comments:
Post a Comment